Sabtu, 29 November 2008

kearifan timur sebuah fenomena angkringan di jogja


Thomas Friedman berujar bahwa dunia bagaikan golden straitjacket yang terhubung satu sama lain. Dunia menjadi borderless. Batas-batas geografis dan regional menjadi tidak relevan. Akibatnya, aliran informasi, modal, kepentingan, menjadi sangat mudah dilakukan dengan cepat, tepat, dan efektif.

Jaman sekarang, badai globalisasi maupun kapitalisme memang menjadi sesuatu yang mustahil untuk ditampik. Sayangnya, yang datang ke kita justru lebih banyak pengaruh negatifnya. Sebut saja sikap konsumtif, hedonisme, pola hidup serba instan, anti aktualisasi diri, dan sebagainya. Friedman menggambarkan Lexus untuk mewakili negara yang sukses menyiasatinya dan Olive Tree sebagai negara-negara gagal seperti kita.

Memang lebih mudah menempatkan orang (bangsa) lain di balik kegagalan tersebut. Sebutlah tekanan kepentingan negara adidaya terhadap negara berkembang seperti kita. Inisiatif buruk korporasi-korporasi asing yang memiliki kekuatan modal penuh. Kekuatan-kekuatan terselubung yang tidak ingin Islam di negeri ini berkembang. Dan seribu satu alasan lainnya.

Saya lebih suka berkaca pada diri kita sendiri.

Lagi: Sindrom Inferioritas
Harus diakui bahwa kegagalan pendidikan formal dan miskinnya pendidikan lingkungan mengakibatkan gagalnya pembentukan karakter yang baik. Tontonan televisi juga mendukung ke arah sikap mental yang destruktif. Sadar atau tidak, secara berjamaah media, public figure, tokoh terkemuka, dan pemuka masyarakat ikut menggerakkan ke arah yang sama: aliran pesimistis terhadap bangsa dan negaranya sendiri. Kelakuan birokrat yang membuat malu dan memiskinkan negara ikut memperburuk suasana. Padahal, yang kita butuhkan adalah optimisme dengan wajar, apa adanya, namun tetap kritis.

Coba kita lihat sekitar kita. Kita jadi merasa inferior, bahwa apa yang melekat dalam diri kita adalah senantiasa buruk. Sebaliknya, kita jadi terdorong untuk berucap bahwa apa yang melekat di dunia barat –sebagai pemenang dalam globalisasi– adalah selalu bagus.

Indonesia dianggap selalu kalah bersaing dari Amerika.
Orang-orang asing dibilang lebih bagus daripada orang-orang lokal.
Produk dalam negeri diasumsikan selalu inferior dibanding produk luar negeri.
Budaya Jawa dianggap kurang progresif dibanding budaya luar negeri.
Ayam goreng Suharti kalah gengsi daripada McDonald’s.
Faktanya, dalam beberapa hal kita bisa lebih unggul dari bangsa lain.

Keanekaragaman hayati dan sumberdaya alam kita membuat iri bangsa lain.
Pelajar-pelajar Indonesia terbukti telah memenangkan olimpiade internasional.
Profesor termuda di Amerika adalah orang asli Indonesia.
Orang-orang luar negeri ternyata banyak juga yang malah mempelajari budaya-budaya daerah kita.
Kandungan lemak dan kolesterol McDonald’s lebih tinggi dari makanan kita.
Kembali ke Timur
Dalam dunia bisnis sendiri, kita juga terlalu sering berkiblat ke barat. Jepang, India, China mungkin sedang sangat berkembang saat sekarang. Namun, tetap saja dunia barat menyilaukan mata kita.

Dosen saya dulu pernah memutarkan film tahun 1987 berjudul Wall Street yang menggambarkan pasar saham Amerika lengkap dengan intrik dan polemik di dalamnya. Gordon Gekko, tokoh fiktif dalam film tersebut dengan bangga mengutip The Art of War dari Sun Tzu. Gekko juga terkenal dengan quotenya, “greed is good.” Konsep tersebut, boleh dibilang adalah konsep yang dianut mayoritas entitas bisnis di era 1980-an hingga 1990-an.

Saat sekarang, sekolah-sekolah bisnis di Amerika banyak merekrut pengajar berkebangsaan India. Sebut saja Vijay Govindarajan (Tuck School of Business/Dartmouth College), Dipak Jain (Kellogg School of Business), Rakesh Khurana (Harvard Business School), C.K. Prahalad (University of Michigan), Ram Charan (mantan dosen Harvard), dan masih banyak lagi.

Walau tidak dilakukan secara serentak, baru-baru ini mereka mencetuskan konsep baru dalam dunia bisnis yang berkaca dari budaya timur. Mereka memaparkan konsep seperti memosisikan individu (karyawan dan konsumen) sebagai pusat, mendahulukan tujuan bersama sebelum diri sendiri, menempatkan kepentingan sosial (stakeholder) sebagai prioritas, penguasaan diri untuk meningkatkan kapasitas diri dan menemukan kedamaian spiritual, pentingnya kecerdasan emosional dan service leadership, dan seterusnya. Konsep-konsep tersebut sangat terinspirasi oleh Bhagavad Gita, naskah Hindu kuno yang memuat kebijaksanaan Krishna.

Walaupun sedang ngetren di sekolah-sekolah bisnis barat, konsep semacam itu sesungguhnya tidaklah benar-benar baru “bagi” kita. Nenek moyang kita terkenal dengan falsafah hidup yang mengutamakan kepentingan bersama atas individu. Orang-orang Jawa mengajarkan kita dengan falsafah yang senantiasa legawa, jumawa, ngluruk tanpa bala, menang tanpa ngasorake, sekti tanpa aji-aji, sugih tanpa bandha. Saya yakin, konsep-konsep serupa juga ada dalam suku/golongan lain di negeri ini.

Dalam Qur’an, kita juga selalu diajarkan untuk bersikap rendah hati. Kita diajarkan tentang ketenangan hati, kecerdasan emosional, sikap mental positif, serta perilaku yang senantiasa arif dan bijaksana. Pun dalam berbisnis, kita selalu ditekankan untuk menjalankan bisnis kita dengan lurus, tanpa mengambil hak orang lain. Kepedulian terhadap sesama dan arti kepentingan sosial juga selalu ditekankan. Doing the things right dan doing the right things adalah sesuatu yang mutlak.

Fenomena Angkringan
Anyway, baru-baru ini, saya sedang mengamati angkringan di dekat rumah. Angkringan –yang menurut saya merupakan unit bisnis khas Jawa– sebenarnya memuat banyak konsep bisnis yang tak kalah hebat dengan yang termuat dalam studi-studi kasus di sekolah-sekolah bisnis terkemuka di barat. Berikut beberapa contohnya.

Kepercayaan (trust). Coba kita lihat restoran-restoran waralaba asal barat. Sebagai konsumen, kita sering “dilecehkan” integritasnya. Kita harus bayar di muka sebelum kita bisa menyentuh apa yang kita pesan. Warung-warung makan asli Indonesia tidak mengenal konsep semacam itu. Kalau kita makan di angkringan, kita selalu bayar di belakang. Bahkan bisa ngutang. Penjual juga tidak pernah “mem-bill” dengan teliti. Jadi, tergantung kita ngaku udah nyomot berapa biji saja.

Perhatian pada pelanggan (customer intimacy). Saya belum pernah melihat ada kedekatan yang begitu bagus selain di angkringan. Penjual angkringan biasanya selalu menyapa dengan ramah, menanyakan kabar kita, dan berbicara dengan ramah tentang ini-itu. Kalau kita nongkrong terlalu lama tapi nggak beli apa-apa, penjual juga nggak akan marah. Seneng malah.

Murah meriah (cost leadership). Berdasar pengalaman saya, angkringan adalah salah satu penyedia makanan yang sangat murah. Saya malah sering menghitung bahwa tak jarang mereka “jual rugi.” Padahal, restoran-restoran barat yang sering kita banggakan malah menjual dengan harga cukup tinggi –belum lagi tambahan PPn yang dibebankan. Walau begitu, angkringan termasuk unit bisnis yang sustainable –bahkan di era ekonomi yang begitu sulit. Penjual angkringan dekat rumah malah bisa menyekolahkan anak-anaknya sampai sarjana.

Tukul Arwana, alias Reynaldi, bisa dibilang adalah salah satu figur yang cukup percaya diri dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Di tengah karir yang menanjak, dia juga tidak terjebak pada pro-hedonisme instan. Dulu dia merintis karir dari nol, mendaki dengan cukup terjal, tapi setelah cukup sukses pun juga masih gitu-gitu aja. Dia juga sangat bangga dengan budaya bangsa dan negaranya.

Mas Tukul saja bisa. Kenapa kita nggak?

1 comments:

pak muliadi mengatakan...

KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل

KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل


KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل


Posting Komentar