Senin, 13 Juni 2011

hari wanita tertipu

gemeng-ngemeng soal wanita, saya jadi ingat notes teman sekolah SMU dulu (Om Ika Windu). Dia bilang wanita itu makhluk susah dimengerti, bahkan Freudpun poseng memahami wanita.
Misalnya begini nih;

Jika dikatakan cantik dikira menggoda ,
jika dibilang jelek di sangka menghina..
Bila dibilang lemah dia protes,
bila dibilang perkasa dia nangis .

Maunya emansipasi, tapi disuruh benerin genteng, nolak
(sambil ngomel masa disamakan dengan cowok)
Maunya emansipasi, tapi disuruh berdiri di bis malah cemberut
(sambil ngomel,Egois amat sih cowok ini tidak punya perasaan)

Jika di tanyakan siapa yang paling di banggakan, kebanyakan bilang Ibunya ,
tapi kenapa ya ….. lebih bangga jadi wanita karir,
padahal ibunya adalah ibu rumah tangga

Bila kesalahannya diingatkankan,mukanya merah..
bila di ajari mukanya merah,
bila di sanjung mukanya merah
jika marah mukanya merah, kok sama
semua ? bingung !!

Di tanya ya atau tidak, jawabnya diam;
ditanya tidak atau ya, jawabnya diam;
ditanya ya atau ya, jawabnya :diam,
ditanya tidak atau tidak, jawabnya ; diam,
ketika didiamkan malah marah
(repot kita disuruh jadi dukun yang bisa nebak jawabannya).

Hari ini adalah hari kartini namun yg bikin saya heran kenapa orang-orang kok malah pada bingung pakai busana tradisional terutama jawa? Ini peringatan hari budaya nasional atau Ibu Kartini. Terus mengapa kok dikait-kaitkan dengan emansipasi wanita. Bahkan saking semangatnya emansipasi malah ada yg nyalahi kodrat.

Mengapa harus Kartini? Kenapa nggak Dewi sartika saja yg jelas kiprahnya mendirikan sekolah khusus perempuan. Faktanya,Kartini cuman bisa berkhayal dan berwacana soal itu, gk pernah kesampain bikin sekolahan.

Selain Kartini dan Dewi Sartika , kita tahu ada Cut Nyak Dien, Nyi Ageng Serang dan Christina Martha Tiahahu yang jadi panglima perang tersohor. Ada juga atau Maria Walanda Maramis yang membaktikan dirinya sebagai pendidik. Kiprah mereka jelas lebih konkrit daripada sekadar (maaf) menulis surat-surat. Ironisnya, kita hapal tanggal lahir Kartini, tapi jarang yang tahu kapan hari lahir Jendral Soedirman atau Mohammad Hatta. Sungguh sebuah kultus individu yang terkesan agak berlebihan.

Pada hari ini dan tiap tanggal 21 April kaum wanita telah ditipu habis-habisan..!!!

Coba bayangkan, orang-orang beramai-ramai mengangkat 'keperkasaan' wanita yang bekerja misalnya sebagai pengemudi truk, montir bengkel, tukang bangunan, atau profesi lain yang lazimnya dikerjakan kaum adam. Padahal itu semua terjadi karena para wanita telah menjadi korban kapitalisme global. Lingkaran setan pemuja uang, pengusaha tak bermoral yg memerah tenaga wanita dg harga murah hanya krn wanita gk berani protes dan lemah plus gampang dipecat..! Akibatnya kaum laki-laki dipaksa jadi pengangguran karena lahan pekerjaan telah diambil alih wanita.

Dengan dalih emansipasi pula kaum wanita dihajar habis-habisan oleh kaum kapitalis, pengusaha gila harta. Kaum laki-laki 'dipensiunkan' dg cara pabrik-pabrik dan perusahaan hanya menerima pekerja wanita. Lihatlah kini banyak laki-laki yg frustasi krn sebagai kepala rumah tangga tak mampu menafkahi keluarga.

Alhasil, akibat lingkaran setan tadi, demi alasan menopang ekonomi keluarga kaum wanita dipaksa bekerja di pabrik dan toko dg gaji rendah lalu tenaganya diperah habis-habisan. Perempuan benar-benar ditipu oleh emansipasi palsu.

Bahkan dengan emansipasi wanita pula seolah kaum wanita selama ini telah dizalimi laki-laki. Padahal terjadinya penzaliman laki-laki atas wanita kasuistik. Apakah itu berarti tak ada penzaliman wanita atas laki-laki? Meletakkan wanita pada kodratnya sebagai ibu rumah tangga malah dianggap anti emansipasi. Bagi saya silakan wanita bekerja sesuai kodrat dan kemampuannya membantu suami namun keluarga lebih utama. Cari pekerjaan yg memungkinkan komunikasi ibu dan anggota keluarga bisa lebih banyak.

Dengan meminta kesetaraan gender, perempuan malah terkesan menjustifikasi stigma bahwa kaumnya tidak setara dengan laki-laki. Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan berbeda dan tidak pernah sama. Tapi justru dalam perbedaan itu, keduanya saling melengkapi. Not to compete, but to complete each other.

Teruntuk mereka yang merasa 21 April adalah hari spesialnya, selamat Hari Kartini. Yakinlah bahwa setiap perempuan harus mau dan mampu menjadi pahlawan bagi dirinya sendiri. There’s a hero lies in you. bimomukti the snow man

1 comments:

Unknown mengatakan...

Hahahaha iyaiya wanita emng ska bgtu stju bnget,,,,,,,,:-D
Ijin berbgi di fb mas ya.yant9931@gmail.com

Posting Komentar