Minggu, 05 April 2009

rosululloh miskin???......noway!!!



Inilah kelemahan umat Islam yang lebih memahami keberadaan Muhammad SAW secara parsial. Sejarah membuktikan bahwa sesungguhnya Rasulullah adalah seorang pebisnis ulung.

Ayahnya wafat saat dalam kandungan dan ibunya juga wafat saat usianya masih balita. Di usia 7 tahun beliau memulai berbisnis dengan usaha manajemen (menggembalakan) kambing milik para investor (kabilah). Lima tahun kemudian beliau memulai perjalanan bisnisnya ke Negeri Syam yang berjarak lebih dari 1.000 km dari tempat tinggal beliau. Dari pengalaman menjual barang-barang dagangan para khalifah tersebut, beliau boleh dibilang sukses. Etos kerja yang kian tinggi serta kredibilitas (Al-Amin) beliau menjadikannya pebisnis yang (hampir) selalu beruntung. Hal itu menyebabkan banyak investor (pemimpin kabilah) yang kemudian menitipkan uangnya kepada Rasulullah.

Pada usia 20an, beliau menikah dengan sesama pebisnis, Siti Khadijah, yang juga dikenal cukup sukses. Mahar kawin yang beliau serahkan adalah 20 ekor unta (saya agak lupa, mungkin sekitar 20-25). Kalau dimisalkan 1 ekor unta senilai Rp 10 juta, maka mahar beliau saat itu sekitar Rp 200 juta. Jaman sekarang pun amat sangat jarang ditemukan pemuda yang menikah dengan mahar sebesar Rp 200 juta. Apalagi, kalau diumpamakan bahwa unta saat itu senilai dengan sebuah mobil, maka mahar yang beliau berikan setara dengan 20 mobil. Sungguh hebat.

Hanya saja, kemudian Rasulullah memang memberikan hartanya untuk kepentingan umat. Konon, setiap tahunnya beliau malah menyumbangkan tak kurang dari 600 ekor unta. Rasulullah adalah seorang yang kaya raya. Hanya saja, kekayaan yang diraihnya betul-betul melalui jalan yang halal dan ridho. Beliau juga senantiasa menjaga kredibilitas dan menyalurkan kembali kekayaan beliau sebagai jalan penolong bagi orang-orang yang lemah di sekitarnya.

Jadi, siapa bilang miskin dan melarat itu mencontoh Rasulullah?

0 comments:

Posting Komentar